MENYELAMATKAN MINHO DI MAZE RUNNER: THE DEATH CURE


Sepulang dari nonton film ini, mendadak saya menjadi sangat bersyukur. Bersyukur dan bertambah menyayangi sahabat saya khususnya yang nonton bareng saya. Duh, jadi gloomy gini suasananya. 

Anyway, saya tidak terlalu menunggu film ini sejujurnya. Jeda tiga tahun dengan film sebelumnya The Maze Runner: Scorch Trials membuat saya lupa dan sedikit kehilangan rasa penasaran. Tapi setelah kak Bara ngetweet dan ngereview film ini, saya langsung kepengin nonton. Iya, saya anaknya gampangan~ 


Dibuka dengan adegan kejar-kejaran mobil dan kereta tak lupa tembak-tembakan, kayaknya sih promising. Semoga nggak ngantuk dan ketiduran begitu doa saya mengingat durasi film yang lumayan lama 2,5 jam. Film bergenre action, sci-fi dan thriller ini sukses membuat saya berteriak, tertawa dan nangis sepanjang filmnya. Kenapa?

Begini.....

The Death Cure berfokus pada cerita dimana Thomas berusaha menyelamatkan sahabatnya Minho yang dijadikan tahanan WICKED untuk menjadi subyek penelitian obat sebuah virus ganas. Ditengah tekanan Vince yang ingin segera kabur sejauh mungkin dan hidup baru, Thomas harus kembali ke Kota mencari Minho serta tentu saja bertemu cinta sekaligus patah hatinya-- Teresa.  

Mereka harus melawan Crank, diculik sekawanan sekutu penyerang WICKED, menjebol tembok pembatas Kota, belum lagi kesulitan kabur karena Kota jadi rusuh. 

Nah kan paket lengkap banget film ini. Action-nya ada, bromance-nya ada, romance-nya ada sampe thriller yang menegangkan.



Soal sinematografi saya merasa tidak ada masalah. Gambaran gurun versus kota maju yang sangat kontras mampu ditampilkan dengan baik. Cut to cut antar scene-nya juga masih bisa diikuti dengan baik dan nggak bikin capek. Pace film ini juga pas dan jatuhnya tidak membosankan karena mampu merangkum semua pertanyaan sekaligus jawaban atas semua pertanyaan di sekuel-sekuelnya. Padahal saya sudah skeptis filmnya lama banget, ndan! bitter life indeed

Pada efek visual, saya sangat mengagumi visual Crank. Crank adalah sosok manusia yang terinfeksi virus. Di sekujur tubuhnya ada pembuluh darah hitam, tangan dan kaki yang hancur serta mata hitam membesar tak lupa darah yang merembes mengingatkan saya pada sosok zombie. Aura mayat hidup dan keganasannya tervisualkan dengan baik dan membuat saya berteriak beberapa kali. Dasarnya saya memang penakut sih :")

Adegan-adengan action-nya membuat saya menahan napas dan seolah ikut bersama Thomas. Sound effect seperti desing peluru, baling pesawat, kaca pecah dan derap kaki berlari bikin saya berkali-kali mengganti posisi duduk karena deg-deg an!


Di beberapa scene juga diselipkan jokes yang bisa bikin saya ketawa. Kalo urusan karakter peran,  semua peran kuat ada di sini. Terbantu sekuel sebelumnya --sekali lagi saya bilang-- membuat karakter tidak membutuhkan validasi lagi. 


Menurut saya, secara keseluruhan The Death Cure sangat pantas dan layak sebagai penutup trilogi The Maze Runner. Kekhawatiran tidak bisa mengikuti cerita yang saya takutkan di awal tidak terbukti. Penyelamatnya yaitu masih diselipkannya scene-scene penting dari cerita sebelumnya. Tapi kalau kamu tidak pernah baca atau nonton sebelumnya mungkin akan sedikit bingung ya. Dan tentu saja kurang nampol, say~

Last but not least, I give 8/10. 🌟

Ps. pipis dulu sebelum nonton 😝

Cheers, 
F.




Source foto: imdb.com 

Comments

Popular posts from this blog